Membangun Motivasi Diri Sendiri

Perkenalkan nama saya Yusup Maulana. Pada penulisan ini saya akan membahas mengenai pengalaman pribadi tentang sikap “Membangun Motivasi diri sendiri” dengan judul bahasan “Ketakutan tak sepadan”. Apa itu artinya ? saya mau kita mundur dulu mengingat ke masa kita kecil. Pada jaman SD dulu saya paling ingat sama yang namanya suntik massal. Dimana para perawat atau suster datang ke sekolah dan menyuntik kita secara bergiliran disana. Sebelum hari H Biasanya (sekitar H-2) akan ada intel yang memberitahu ke anak-anak kelas lain bahwa hari itu ada suntik massal. Ketika sudah diberi tahu ada suntik massal banyak yang histeris ketakutan. Ada yang sembunyi dibawah meja, kabur lewat jendela, dan yang perempuan menangis dengan dramatis karena takut untuk disuntik. Contoh lain yaitu ketika kita kecil banyak film setan yang seram-seram, tidak seperti kebanyakan film setan di jaman sekarang (setannya konyol saya rasa). Saking takutnya ketika lagi mandi biasanya suka membayangkan takut ada setan yang liatin kita misalnya atau ketika kita berjalan dari tempat gelap takut ada yang ngikutin dibelakang. Ini semua adalah ketakutan-ketakutan kita saat kita kecil, apakah kita jadi gila atau mati gara-gara ketakutan di masa kecil tersebut ? tentu tidak, buktinya sekarang kita masih bisa sekolah, kuliah, kerja atau melaksanakan kegiatan yang lainnya. Sekarang maju sedikit ke jaman SMP/SMA. Disini muncul lagi takut yang lainnya, salah satunya yaitu takut tidak lulus Ujian Nasional, karena pada waktu itu Ujian Nasional menjadi satu-satunya faktor penentu kelulusan bagi siswa. Betapa mengerikannya Ujian Nasional ini tidak sedikit membuat pikiran beberapa siswa menjadi tertekan.

Berbagai cara dilakukan agar mendapat nilai yang memuaskan, ada yang mengikuti bimbel, belajar kelompok, yang intinya menjauhi hal-hal yang dapat merugikan (gagal dalam Ujian Nasional). Karena kalau sampai tidak lulus ujian akan dianggap gagal, membuat malu orang tua, keluarga, dan sekolah. Padahal faktor gagal bisa jadi karena sistem dari Ujian Nasional nya sendiri mungkin tidak berjalan dengan baik, bukan melulu siswa yang tidak bisa menjawab dengan benar. Tapi saya tidak akan membahas hal itu. Ketakutan kita yang berlebihan pada saat itu tidak akan menjadikan kita lebih baik, kita tetap harus bisa mengambil sikap, memilih keputusan mana yang akan diambil meskipun dengan rasa takut. Menghindar bukanlah jawaban, apalagi berusaha menghilangkan rasa takut tersebut. Ketika telah lulus dari Ujian Nasional untuk masa SMA muncul lagi ketakutan saya yang lain yaitu takut tidak di terima di kampus favorit. Setelah di terima di kampus terpilih pun masih bingung, takut salah pilih jurusan. Saya tidak berhenti disitu, saya cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai jurusan yang akan saya ambil dari kakak kelas dan dari internet, hingga akhirnya saya mantap untuk memilih jurusan tersebut. Belajar di dunia IT pun saya masih harus memilih, sempat bingung memilih antara menjadi network specialist atau menjadi programmer. Karena ilmu di dunia IT cakupannya cukup luas apa lagi di jaman sekarang ini. Bahkan saat sudah memilih pun masih ada pilihan lainnya, saya takut salah langkah, takut salah belajar, takut salah mengambil bidang untuk karir saya kedepannya. Ilmu yang saya miliki sekarang, tidak mungkin saya dapatkan kalau waktu itu saya hanya diam ketakutan. Terlepas dari rasa takut tersebut saya tetap belajar, tetap mengambil keputusan, karena ada tanggung jawab yang harus diselesaikan.

Sejak kecil saya adalah orang yang tak pandai dalam membuat sesuatu seperti kerajinan atau yang lainnya yang bisa dibuat oleh tangan orang lain, tapi saya tidak mampu membuat hal yang serupa. Untuk itu sekarang saya berusaha menerapkan ilmu yang saya miliki untuk membuat sesuatu produk digital entah itu dalam bentuk aplikasi atau website dengan harapan bahwa produk yang saya buat itu berguna untuk orang lain, dan ilmu yang saya miliki bisa bermanfaat untuk orang lain. Pada saat itu saya telah memahami bagaimana cara membuat program hingga menjadi aplikasi, tahap selanjutnya yang harus saya lakukan adalah bagaimana mengimplementasikan ilmu yang sudah dipelajari supaya tidak lupa? Yaitu dengan praktik dan mengajari orang lain. Terpikirkan saran dari seorang teman untuk menjadi asisten di laboratorium, saya memutuskan untuk ikut mendaftar recruitment asisten di salah satu laboratorium (yang berhubungan dengan pembuatan aplikasi tentunya) di kampus. Apakah waktu itu saya tidak takut? Saya takut sekali, takut tidak diterima, takut orang tua tidak setuju, takut membuat semangat belajar redup karena cape dengan kegiatan di laboratorium yang menyita waktu dan tentunya akan berujung dengan resiko nilai dikelas turun. Tersadar setelah diterima menjadi asisten di laboratorium ternyata ketakutan saya sebelumnya sangat tak sepadan dengan apa yang dilakukan dan hasil yang didapatkan, jauh dari yang kita takutkan dan ketakutan itu tidak pernah terjadi. Setelah diterima saya mendapat banyak manfaat yaitu diantaranya: ilmu saya bertambah, bisa mengajari orang lain dengan ilmu yang saya punya, punya lebih banyak teman selain jurusan komputer. Karena katanya jurusan komputer ini agak susah untuk nyari teman atau kalaupun punya teman paling sedikit bisa dihitung jari. Keuntungan yang lainnya saya benar-benar belajar bagaimana berkomunikasi dengan manusia beneran disana bukan sama komputer. Menjadi berfikir kritis dan menemukan jawaban dari masalah yang terjadi. Mengetahui alasan kenapa melakukan sesuatu dan belajar bagaimana memahami orang lain.

Intinya adalah bukan bagaimana menghilangkan rasa takut yang ada pada diri kita, rasa takut itu akan selalu ada. Ketakutan ini tidak akan ada habisnya dari kita kecil sampai kita mati. Tapi bagaimana kita tetap melangkah melakukan apa yang seharusnya kita lakukan meskipun dengan rasa takut. Ketika saya telah melalui ketakutan tersebut nyatanya saya tidak mengalami ketakutan yang saya bayangkan ketika sebelum mendaftar menjadi asisten, yang ada yaitu beberapa keuntungan yang sudah saya sebutkan tadi, pikiran saya sekarang menjadi lebih terbuka untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman dalam bidang yang saya tekuni. Saya ingin berkonsentrasi dalam dunia programming dan tetap bisa untuk mengajari orang lain supaya ilmu yang saya dapatkan tidak terputus dan setidaknya bisa dikenang oleh orang lain atas apa yang telah saya buat atau lakukan jika saya sudah tidak ada nanti. Ketika saya malas, saya selalu membayangkan akan selalu ada orang lain yang bekerja 24 jam nonstop dan berusaha untuk merebut kehidupan yang kita punya. Saya yakin dengan membayangkan seperti itu kita akan lebih serius dalam mengerjakan sesuatu. Ketika orang lain beristirahat, saya harus mulai berjalan. Ketika orang lain mulai berjalan, saya harus mulai berlari. Ketika orang lain mulai berlari, saya hanya tinggal istirahat memetik buah dari hasil kerja keras. Satu hal lagi, Jangan lupa untuk selalu berbuat baik kepada orang lain. Karena banyak manfaat yang akan kita dapatkan.
source: https://hilmanrdn.id/notes/kehidupan/2017/06/26/tidak-seseram-yang-kita-bayangkan.html

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »